Indonesian Channel - Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui metode Hisab, telah menetapkan 1 Ramadan 1444 H jatuh pada Hari Kamis, 23 Maret 2023.
Hal itu sesuai dengan maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang telah beredar, yakni Nomor: 1/MLM/1.0/E/2023 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal dan Zulhijah 1444 Hijriah.
Dalam maklumat itu, PP Muhamaddiyah selain menetapkan awal Ramadan, juga menetapkan 1 Syawal, dan 1 Zulhijah 1444 H.
Untuk 1 Syawal 1444 H jatuh pada Jumat, 21 April 2023, dan 1 Zulhijah pada Senin, 19 Juni 2023.
Sementara itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam hal ini tidak membuat penetapan sendirian, namun memilih untuk bersama-sama pemerintah melaksanakan penetapan awal Ramadan melalui metode Rukyatul Hilal yang nantinya diputuskan oleh Sidang Isbat.
Sidang Isbat sendiri akan dipimpin Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, pada Rabu (22/3/2023) malam.
Seperti diberitakan, Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin menjelaskan, sidang isbat mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan secara astronomis (hisab) dan hasil konfirmasi lapangan melalui mekanisme pemantauan (rukyatul) hilal.
Menurutnya, secara hisab semua sistem sepakat bahwa ijtimak menjelang Ramadan jatuh pada hari ini, Rabu, 22 Maret 2023 atau bertepatan dengan 29 Syakban 1443 H sekitar pukul 00.23 WIB.
Secara hisab, lanjut Kamaruddin, posisi hilal di Indonesia, saat sidang isbat awal Ramadan 1444 H, sudah memenuhi kriteria baru yang ditetapkan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).
“Pada hari rukyat, 29 Syakban 1444 H, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk, berkisar antara 6 derajat 46,2 menit sampai dengan 8 derajat 43,2 menit, dengan sudut elongasi antara 7,93 derajat sampai dengan 9,54 derajat. Artinya, secara hisab, pada hari tersebut posisi hilal awal Ramadan di Indonesia telah masuk dalam kriteria baru MABIMS," papar Kamaruddin, di Jakarta, Selasa (21/3/2023).
Kamaruddin menegaskan, menurut kriteria baru MABIMS, imkanur rukyat dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
Dengan demikian, penetapan awal Ramadan 1444 H, masih menunggu hasil rukyatul (pemantauan) hilal.
Rukyatul hilal akan dilaksanakan oleh Kanwil Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota, bekerjasama dengan Peradilan Agama dan Ormas Islam serta instansi lain, di daerah yang telah ditunjuk.
Untuk itu, Kemenag telah menunjuk 124 lokasi titik rukyatul hilal di seluruh Indonesia.
Selanjutnya, hasil rukyatul hilal akan dilaporkan sebagai bahan pertimbangan Sidang Isbat Awal Ramadan 1444 H.
Apabila hasil rukyatul hilal menyatakan hilal terlihat, maka Sidang Isbat akan menetapkan awal Ramadhan jatuh pada Kamis (23/3/2023), dan salat tarawih dilaksanakan Rabu (22/3/2023).
Tapi, jika hilal tidak terlihat karena faktor tertentu, maka Syaban diistikmalkan (digenapkan) menjadi 30 hari, dan awal Ramadan akan jatuh pada Jumat (24/3/2023).
Dengan demikian, maka saat ini, belum dapat dipastikan Muhammadiyah dan Nahdliyin sama-sama mengawali puasa Ramadan pada Kamis (23/3/2024).***