• Kamis, 28 September 2023

Ditemukan Penambahan Lima Kasus Sub Varian Arcturus

- Selasa, 18 April 2023 | 19:30 WIB
Pandemi COVID-19 belum selesai masih ada penambahan kasus baru  (Kemenkes.go.id)
Pandemi COVID-19 belum selesai masih ada penambahan kasus baru (Kemenkes.go.id)
Indonesian Channel - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Mohammad Syahril mengungkapkan adanya tambahan kasus COVID-19 sub varian Arcturus atau XBB 1.16, sebanyak lima kasus sehingga total menjadi tujuh kasus.
 
''Semua pasien sudah sembuh, ada 5 kasus, 2 dari Surabaya 3 ada di Jakarta. Alhamdulillah semuanya membaik dengan gejala yang ringan,'' ujar Syahril, dikutip dari siaran pers Kemenkes, pada Selasa (18/4/2023).
 
 
Menurut Syahril, sub varian Arcturus masih dalam status under monitoring, tidak termasuk variant of concern.
 
Syahril menyebutkan, adanya sub varian baru biasanya telah terjadi kenaikan kasus di negara lain, dari 29 negara ada sejumlah negara yang melaporkan kasus terbanyak antara lain India, Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Australia.
 
''Ini (sub varian Arcturus) asal mulanya dari India itu sangat banyak. Untuk Indonesia kalau kita melihat dalam satu minggu terakhir ada memang kenaikan kasus dan sudah ditemukan dua kasus di awal pada tanggal 5 April, dan hari ini kita umumkan ditambah 5 jadi 7 kasus,'' ungkap Syahril.
 
 
Walaupun terjadi kenaikan kasus, lanjut Syharil, tapi angka kematian masih belum melebihi batas yang disyaratkan oleh WHO, yaitu saat di bawah 1/100.000 penduduk. Kemudian pasien yang dirawat masih belum di atas 5/100.000 penduduk.
 
Jadi, masih kata Syharil, ini parameter-parameter walaupun terjadi kenaikan tapi masih menunjukkan angka-angka di bawah standar WHO itu masih stabil. 
 
"Ini menjadi catatan kita semua sebagaimana peringatan WHO bahwasanya pandemi masih ada dan kemungkinan akan terjadi kenaikan kasus karena sumber varian baru,'' ungkap Syahril.
 
Lebih lanjut ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada.
 
Gejala dari sub varian baru ini hampir sama dengan gejala COVID-19 sebelumnya, yakni, batuk, flu, demam, dan nyeri tenggorokan. Namun sejumlah negara ada yang melaporkan gejala khas berupa mata kemerahan atau konjungtivitas dan ada kotoran.
 
Syahril menambahkan, tak hanya COVID-19, penularan penyakit lain pun harus diwaspadai sehingga masyarakat perlu memakai masker. 
 
 
Pemakaian masker direkomendasikan untuk orang-orang yang merasa sakit seperti batuk flu dan buat mereka yang akan berdekatan dengan orang-orang yang sedang sakit.
 
Selain itu, lanjut Syahril, untuk meningkatkan pencegahan, pemerintah menganjurkan masyarakat melakukan tes cepat antigen mandiri. 
 
Ada dua produk yakni produk dalam negeri dengan kode AKD dan produk luar negeri dengan kode AKL.
 
Produk itu bisa didapat di toko alat kesehatan, apotek atau tempat lain yang ada izin distribusi alat kesehatannya.***
 

Editor: Akram Marjuki

Tags

Terkini

Kenali Cara Penularan dan Gejala Penyakit Virus Nipah

Selasa, 26 September 2023 | 10:50 WIB

Wamenkes: Semua Orang Indonesia Punya Gen Diabetes

Senin, 18 September 2023 | 17:07 WIB

Keselamatan Pasien Tujuan Utama Pelayanan Rumah Sakit

Senin, 18 September 2023 | 10:16 WIB

Kasus DBD di Jakbar Cenderung Menurun

Kamis, 7 September 2023 | 09:46 WIB

Dukung Pemberian ASI Eklusif, bagi Ibu Bekerja

Selasa, 5 September 2023 | 09:24 WIB

Menko PMK: Limbah Plastik Mengancam Kelestarian Bumi

Senin, 4 September 2023 | 10:38 WIB
X